Sabtu,13 September 2025 RSUD Sumberrejo melaksanakan In House Training Tata Laksana Kegawatdaruratan Distosia Bahu di RSUD Sumberrejo dengan narasumber dr. Waforotus Sariroh,Sp.OG.
Distosia bahu merupakan kondisi kegawatdaruratan obstetri pada persalinan pervaginam dimana bahu janin gagal lahir secara spontan setelah lahirnya kepala. Kasus distosia bahu memang tidak umum terjadi namun membahayakan bagi ibu dan janin.
Distosia bahu memiliki kaitan erat dengan terjadinya cedera pleksus brakialis. Cedera Pleksus Brakialis berkisar 1-20% dari seluruh kasus distosia bahu. Sering kali cedera bersifat sementara dan akan pulih dalam hitungan jam hingga bulan, namun ditemukan juga cedera permanen pada 3 - 10% kasus yang diduga terjadi akibat avulusi jaringan safar (Akbar et al., 2017)
Komplikasi dari distosia bahu yang dapat terjadi meliputi berbagai derajat cedera pleksus brakialis dan yang jarang terjadi kerusakan sistem saraf pusat traumatis, asfiksia dan fraktur tulang panjang hingga kematian neonatal. Komplikasi yang dapat terjadi pad aibu adalah laserasi, perdarahan dan stres psikologis. Tata laksana yang tepat pada kasus kegawatdaruratan distosia bahu bisa menurunkan risiko komplikasi pada ibu maupun janinnya. Oleh karena itu peningkatan kompetensi petugas dalam kasus kegawatdaruratan distosia bahu menjadi hal penting yang harus dilaksanakan melalui kegiatan In House Training Tata Laksana Kegawatdaruratan Distosia Bahu di RSUD Sumberrejo (st/nn)
|
|
|
|
|
Sangat Puas
61 % |
Puas
5 % |
Cukup Puas
6 % |
Tidak Puas
28 % |