Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro kembali menunjukkan komitmennya dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) melalui penyelenggaraan Drill Emergency Kegawatdaruratan Ibu dan Bayi Baru Lahir bagi tenaga kesehatan rumah sakit. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Pertemuan Paripurna Lantai VI RSUD Sumberrejo. Kegiatan ini menghadirkan perwakilan dari seluruh rumah sakit di Kabupaten Bojonegoro sebagai bentuk penguatan kapasitas dan kolaborasi dalam sistem rujukan maternal-neonatal.

Sebagai salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan kesehatan, AKI dan AKB masih memerlukan upaya serius dan berkelanjutan. Salah satu faktor penyumbang tingginya angka tersebut ialah keterlambatan penanganan kasus gawat darurat, baik pada masa persalinan maupun segera setelah bayi lahir. Rumah sakit sebagai fasilitas rujukan memiliki peran strategis dalam memastikan setiap kasus ditangani oleh tim yang sigap, kompeten, dan terlatih.

Dalam kegiatan ini, Dinas Kesehatan menghadirkan dua narasumber ahli, yaitu dr. Wafirotus Sariroh, Sp.OG untuk materi kegawatdaruratan ibu, dan dr. Luluk Nur Azizah, Sp.A untuk kegawatdaruratan bayi baru lahir. Melalui pemaparan dan simulasi yang komprehensif, peserta mendapatkan penguatan terkait tata laksana kegawatdaruratan mulai dari perdarahan postpartum, preeklamsia/eklamsia, syok obstetri, hingga penanganan asfiksia neonatorum.

Pelatihan ini dirancang dengan pendekatan praktis dan interaktif, meliputi:

  1. Simulasi Drill Emergency berbasis skenario
    Peserta mengikuti simulasi kondisi darurat seperti postpartum hemorrhage (PPH), eklamsia, dan asfiksia neonatus untuk meningkatkan ketangkasan dan kecepatan respons tim.

  2. Debriefing dan evaluasi kinerja (reflection & feedback)
    Setelah simulasi, tim melakukan refleksi untuk mengidentifikasi kekuatan dan aspek yang perlu ditingkatkan agar penanganan dapat lebih efektif dan terstandar.

  3. Penilaian respon tim dengan checklist standar
    Setiap tahapan tindakan dinilai berdasarkan standar nasional penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal, sehingga peserta mendapatkan gambaran jelas terkait kualitas respon masing‐masing.

Melalui kegiatan ini, Dinas Kesehatan menekankan pentingnya kesiapsiagaan, kecepatan respon, komunikasi efektif, dan koordinasi tim dalam menangani kasus gawat darurat. Drill emergency juga menjadi langkah strategis untuk mencegah keterlambatan penanganan (late response) dan mengurangi kejadian near miss yang dapat berujung pada risiko fatal bagi ibu maupun bayi.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro berharap kegiatan ini dapat memperkuat kapasitas tenaga kesehatan, meningkatkan mutu pelayanan kegawatdaruratan, sekaligus menciptakan jejaring rumah sakit yang sigap, responsif, dan berstandar tinggi dalam menyelamatkan nyawa ibu dan bayi. (st/nn)


By Admin
Dibuat tanggal 04-12-2025
467 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
70 %
Puas
4 %
Cukup Puas
5 %
Tidak Puas
22 %